Thursday, 23 December 2010

Tulisan Yang Menuntut Tulisan

Stuck on di penyusunan usulan penelitian.. Kemudian mendinginkan kepala sejenak, menulis sebuah tulisan, menghilangkan kepenatan yang dipikiran, lewat kemumetan yang ditransformasikan kedalam TULISAN

Terfikir, lalu terlintas sebuah tulisan dalam sebuah novel remaja punya adikku. Lalu tulisan itu terus terngiang seolah menuntut kejelasan tentang tulisan yang kutulis selama ini dalam blog ini. Sebuah tulisan yang menuntut tulisan.


Dicerita itu dikisahkan seorang pembuat komik (mima) yang mendapat saran dari seorang temannya
Berikit kutipan suratnya

"bikin komik tuh bukan sekedar bikin. Sah sah aja dalam karyamu. Nggak ada aturan kamu mau ngapa- ngapain. Tapi.. Kalau komikmu mulai dibawa keluar dari meja belajar kamarmu, untuk dibaca banyak orang, aturannya jadi beda.

Kenapa? Karena diluar sana, adalah ruang umum. Bukan ruang pribadi kita. Ada banyak otak orang lain berseliweran. Masing- masing dengan pendapat, pikiran, dan kemauan yang berbeda- beda. Karena itulah ada yang namanya norma, etika, dan moralitas. Supaya orang tidak saling menabrak diruang publik, atau bolehlah menabrak tapi nggak lantas bunuh- bunuhan.

Yang kamu cemaskan sebenarnya simple saja. Kamu merasa punya tanggung jawab moral terhadap ruang publik itu. Karena komikmu memberi "pengaruh" dengan dibaca dan dipahami secara berbeda oleh orang lain. Oleh pembaca kamu bingung karena kamu sadar bahwa ternyata ada aturan "kebebasan" tersendiri di ruang ini.

Ketika kamu menulis diari untuk dirisendiri, itu jadi curahan hati pribadi.
Tapi, ketika diarimu diterbitkan di media, ia berubah jadi tidak netral, sangat subjektif, dan memberi "pilihan" alternatif pada orang yang membaca. Pilihan untuk "menjadi" seperti kamu untuk "merasa" seperti kamu, untuk "melawan" kamu atau untuk "memilih" jalan kamu.
Mima, komik adalah media. Dan media adalah pengaruh
Gak semua orang beruntung bisa menemukan dunianya sendiri untuk berekspresi, kamu harusnya bersyukur"

-novel wake up mima

Seolah menjadi teguran, bahwa tulisan yang dipublikasikan memang punya tanggung jawab moral.
Lalu gimana dengan tulisanku..??? x_x
Maaf belum banyak tulisan yang bisa dipertanggung jawabkan secara moral (mungkin).
Saat ini memang hanya ingin menulis, tapi aku belumlah menjadi seorang penulis yang baik (karena isinya kebanyakan masih berkisah tentang pengalaman hidup). Aku belum menjadi peresensi novel/ tulisan yang handal (karena aku kadang tak bisa menceritakan hikmah sesungguhnya dari suatu cerita). Dan aku juga belum bisa menulis kata- kata motivasi yang beridealogi tinggi (karena aku hanyalah seseorang yang berpikiran masih sederhana, dan perlu banyak belajar).
Tapi sama seperti kutipan terkhir diatas
"Gak semua orang beruntung bisa menemukan dunianya sendiri untuk berekspresi, kamu harusnya bersyukur"
Saya merasa beryukur, dan sudah sepatutnya saya bersyukur.. ^^



Selamat menulis..

No comments:

Post a Comment