Wednesday, 25 May 2011

Gladian Nasional Part 1

3 agustus 2009

Ini salah satu kisahku yang sangat manis ketika dikenang.. Bermula dari sebuah perjalanan yang mengantarkanku jauh dari bandung, Jauh dari jawabarat, dan yang terpenting dari itu jauh dari kehidupan kampus.. (walau untuk sesaat), tapi bukan berarti aku jauh dari seseorang.. Payah..!!! Kala itu ingin berlari dari dirinya, tapi tetap saja bayangannya seolah ikut!

Ok, sekarang aku gak mau menceritakan siapa orang itu! Saat ini kuhanya ingin bercerita tentang 13 hari di gladian nasional (sebuah cerita yang telah kujanjikan sebelumnya akan kuceritakan)

Lets start--->

Pagi itu kami (aku, teh dila, dan teh anggi), berangkat menuju gladian nasional di nusa tenggara barat. Aslinya malamnya aku sempet gak bisa tidur nyenyak, karena buatku ini adalah perjalanan terjauh yang akan kujalani tanpa dampingan orang tua!

Hello.. Hari aku berasa kayak backpakker sejati yang dengan tas carier dengan style baju lapangan, sendal gunung.. Dan aku bersiap hendak pergi jauh.. (waupun kata orang dijalan penampilan kami bertiga mirip 3 anak yang hendak melarikan diri dari rumah)

Pemberangkatan dimulai dari stasiun kiara condong bandung dengan menaiki kereta ekonomi menuju stasiun gubeng surabaya, dengan lama perjalanan 16,5 jam. Dari bandung kereta berangkat pukul 6 sehingga kami baru tiba pukul 10.30 malam.

Berdiam diri selama 16,5 jam dalam kereta.. Tak banyak yang bisa kami lakukan.. Aslinya.. Mungkin 60 % kegiatan saat itu adalah TIDURRRRR.. (berasa hibernasi gini)..
Kadang suara berisik dari pedangang sering mengusik. Tapi naik kereta ekonomi lucu juga soalnya selalu berhenti di tiap stasiun, lho? Lucu sebelah mana? Lucunya justru saat kita berhenti tiap stasiun pasti dan berhenti sebentar pasti pedangang asongan dengan cepat memanfaatkan jeda waktu untuk menjual barangnya. Yang jadi uniknya pedangan tersebut menjual barang dangan sesuai dengan daerahnya itu
Misalnya saal berhenti di
Pecel ---> jawa
Lanting---> jawa (haha.. Pokoknya klo udah ketemu makanan yang jarang ditemuin dibandung itu berarti kita udah nyampe dunia lain)
Selain itu berada dari kereta ekonomi itu kayak di pasar.. Tukang dangangnya banyak banget.. Mulai dari penjual minuman, penjual makanan (itumah udah pasti ada), tapi aku juga baru tahu ada juga yang jual uang (tuker uang lama ke uang baru), jual casing hp, sampai tukang jual pulsa pun ada.. Ckckckc
Rame bener dah tuh kereta.. (jadi penasaran diluar negeri kereta ekonominya gini juga gak sih??

Pada waktu berangkat, kereta lumayan belum penuh dah mayoritas orang sunda, namun lama kelamaan setelah memasuki daerah jawa tengah, penumpang bertambah banyak, dan banyak orang jawa pula.. Dan kamipun mulai roaming dengan pembicaraan orang sekitar.

Menjelang pukul 6 sore, penumpang mulai turun satu persatu, sehingga kereta mulai agak kosong.. Tapi seram juga soalnya didalam kereta menjadi agak sepi, kondektur datang menghampiri dan memperingatkan agar berhati- hati, karena sering terjadi pencurian dalam kereta (wuahhh kondekturnya so sweet, perhatian sangat atau entah kita bertiga terlihat mengkhawatirkan)

dalam perbincangan itu kondektur menanyakan tujuan kami selanjutnya. Dari mereka mereka kami tahu bahwa kereta menuju banyuwangi telah habis dan mereka menyarakan agar kami bermalam di stasiun gubeng dengan alasan keamanan.

Akhirnya kamipun bermalam di stasiun gubeng . Suasana stasiun ketika kami datang tidaklah begitu ramai karena memang waktu telah menunjukan tengah malam,
Sesampainya disana kami langsung mencari tempat beristirahat dan mushola. Sebelum beristirahat kamipun mengecek jadwak keberangkatan kereta yang menuju banyuwangi untuk besok.

Tidur di stasiun?? Yups tidur distasiun.. Ini pengelaman pertamakali aku tidur di stasiun. KITA CEWE BERTIGA TIDUR DI STASIUN?? (ekspresi lebay). Sebenernya gak apa- apa sih.. Tapi mungkin klo orang tua aku yang denger pasti shock.
"mah, pa maafkan aku yang tidak sengaja berbohong bahwa kami pergi ber 4 (3 cewe 1 cowo), aslinya aku juga batu tahu pas kereta mau pergi ternyata kita Cuma ber tiga.

Tapi apa salahnya pergi ber 3 cewe semua?? Orang kita charlies angel!! Buatku it's fine- fine aja.. Tapi kenapa selama perjalanan banyak tatapan orang yang khawatir kepada kami yah? Tenang om, tante, ibu, bapak smuanya kita kan baik- baik saja.. Hehe

Balik lagi ke soal tidur di stasiun, kala itu malam tidak terlalu gelap (iayalah distasiun juga ada lampu). Tapi kios- kios udah tutup. Dipinggir kami ada seorang bapa- bapa yang lagi tiduran (soalnya matanya masih melek), saat itu aku baru menyadari bahwa situasi stasiun memang menyeramkan. Si bapa mengandung 60% aura menyeramkan. Untuk mengantisipasi hal- hal yang tidak diinginkan maka kamipun tidur secara bergantian.
Paginya kami terbangun alhamdulillahnya tidak terjadi apa- apa2.

Belum hilang ingtanku tidur di stasiun, skarang harus menghadapi kenyataan lainnya. Yaitu MANDI!!! Mau gak mau kita harus mandi di WC umum stasiun. Yang terbayangkan WC-WC jorok yang jarang dibersihkan..pintu yang rusak, berlubang, atau jangan- jangan ada kamera pengintai (lebai)

Untungnya itu hanya ada dalam benak kami. WC nya tak semenyeramkan yang dibayangkan. Disana ada penjaga yang menarik retribusinya. Sehingga kebersihannya agak "sedikit" terjaga. WC itu memang sering digunakan oleh para penjual kios disekitar, jadi bukan WC dadakan sembarang ada, sembarang dibersihkan.

Ok lets time to take a bath..

Ada apa setelah mandi?? Nantikan kisah berikutnya--> sarapan soto asem --> seorang ibu dalam kereta--> kereta bisnis sepi-->bali uy..-->

To be continue..

No comments:

Post a Comment