Lupa lagi kapan awal masuk jadi tutor ekskul di SD ini. 2 tahun?? Yah kurang lebih mungkin sudah 2 tahun. Tak terasa kini harus berpisah sama anak- anak itu, soalnya mereka naik kelas 6 dan kelas 6 tidak boleh mengikuti ekskul dikarenakan harus mempersiapkan ujian nasional.
Selama I tahun bersama mereka banyak cerita dan kebodohan- kebodohan kecil yang dilakukan bersama.
Terutama setelah dibangunnya sarana out bond di sekolah tersebut. Sejak saat itu hampir tiap minggu kita jalan- jalan ke sawah. Setelah kejadian sebulan lalu seorang anak menjadi korban terjatuh ke lumpur, seolah tidak kapok mereka malah terus meminta untuk diajak ke sawah lagi..
Dan termasuk kejadian minggu kemarin, termasuk kejadian yang cukup menghebohkan juga.
Sebenarnya apa yang saya lakukan? Apakah saya benar seorang tutor ekskul kelompok ilmiah anak. Ya Alloh.. saya terkadang begitu khilaf. 2 bulan ini saya sering terlena memenuhi permintaan mereka untuk jalan- jalan ke sawah. Tapi sebisa mungkin saya mengerjakan terlebih dahulu kewajiban saya. Setidaknya saya mengadakan deal- deal an sama mereka
"kita boleh jalan- jalan, asalkan percobaannya udah selesai" kata ku
It's work???
Yah lumayan efektif lah.. Namanya juga anak kecil mesti dilakukan berbagai cara untuk membujuk mereka.
Secara formal dan honor yang saya dapat, disana tertulis bahwa saya seorang pengajar "kelompok ilmiah anak" tapi seolah ada dua jiwa dalam pikiran saya, karena saat kegiatan dilapangan (red: main di sawah), saya berasa jadi seorang tutor pecinta alam juga.
Bersihin murid yang kecebur dilumpur, ikut nyebur ke lumpur buat nyariin sendal murid yang hilang, ikut- ikutan keringet-keringetan bau matahari keliling sawah, sampai- sampai sepatu tak pernah selamat dari lumpur- lumpur.
Tapi over all semua itu jadi kenangan yang lucu untuk dikenang.
Kelas 5 yang saya ajar tahun ini memang agak sedikit merepotkan dibanding kelas lima tahun lalu.
Selain jadwal kesawahnya lebih sering disetiap demo percobaannya pun selalu terjadi kehebohan ala anak SD.
Percobaan gunung meletus -->pewarna makanan nempel- nempal ditangan( itu biasa), bahkan ada yang sampai ke baju, dan membuat lantai sekolah jadi "sedikit berwarna". Pokokny semuanya kita jadikan berwarna..
Percobaan bikin es --> itu kelas jadi banjir..
Percobaan roket luncur --> satu kotak korek api pasti habis dihamburin anak-anak
Minggu depan ngajar terakhir.. Wuahh jadi sedih gini hiks-hiks.. :'(
Di lain kesempatan semoga kita bertemu kembali, walau Cuma nyapa dijatos (kayak waktu itu), atau ketemu dijalan tapi gak saling sapa.
"kak, aku liat kakak waktu di paun, tapi aku gak nyapa soalnya kakak lagi jalan sama temen kakak, dan takut salah itu bukan kakak.."
Ckckc dasar bocah..
Saya doakan semoga kalian menjadi anak yang sholeh.. Tercapai cita-cita dan jadi kebanggaan orang tua. Aamiin..
Selama I tahun bersama mereka banyak cerita dan kebodohan- kebodohan kecil yang dilakukan bersama.
Terutama setelah dibangunnya sarana out bond di sekolah tersebut. Sejak saat itu hampir tiap minggu kita jalan- jalan ke sawah. Setelah kejadian sebulan lalu seorang anak menjadi korban terjatuh ke lumpur, seolah tidak kapok mereka malah terus meminta untuk diajak ke sawah lagi..
Dan termasuk kejadian minggu kemarin, termasuk kejadian yang cukup menghebohkan juga.
Sebenarnya apa yang saya lakukan? Apakah saya benar seorang tutor ekskul kelompok ilmiah anak. Ya Alloh.. saya terkadang begitu khilaf. 2 bulan ini saya sering terlena memenuhi permintaan mereka untuk jalan- jalan ke sawah. Tapi sebisa mungkin saya mengerjakan terlebih dahulu kewajiban saya. Setidaknya saya mengadakan deal- deal an sama mereka
"kita boleh jalan- jalan, asalkan percobaannya udah selesai" kata ku
It's work???
Yah lumayan efektif lah.. Namanya juga anak kecil mesti dilakukan berbagai cara untuk membujuk mereka.
Secara formal dan honor yang saya dapat, disana tertulis bahwa saya seorang pengajar "kelompok ilmiah anak" tapi seolah ada dua jiwa dalam pikiran saya, karena saat kegiatan dilapangan (red: main di sawah), saya berasa jadi seorang tutor pecinta alam juga.
Bersihin murid yang kecebur dilumpur, ikut nyebur ke lumpur buat nyariin sendal murid yang hilang, ikut- ikutan keringet-keringetan bau matahari keliling sawah, sampai- sampai sepatu tak pernah selamat dari lumpur- lumpur.
Tapi over all semua itu jadi kenangan yang lucu untuk dikenang.
Kelas 5 yang saya ajar tahun ini memang agak sedikit merepotkan dibanding kelas lima tahun lalu.
Selain jadwal kesawahnya lebih sering disetiap demo percobaannya pun selalu terjadi kehebohan ala anak SD.
Percobaan gunung meletus -->pewarna makanan nempel- nempal ditangan( itu biasa), bahkan ada yang sampai ke baju, dan membuat lantai sekolah jadi "sedikit berwarna". Pokokny semuanya kita jadikan berwarna..
Percobaan bikin es --> itu kelas jadi banjir..
Percobaan roket luncur --> satu kotak korek api pasti habis dihamburin anak-anak
Minggu depan ngajar terakhir.. Wuahh jadi sedih gini hiks-hiks.. :'(
Di lain kesempatan semoga kita bertemu kembali, walau Cuma nyapa dijatos (kayak waktu itu), atau ketemu dijalan tapi gak saling sapa.
"kak, aku liat kakak waktu di paun, tapi aku gak nyapa soalnya kakak lagi jalan sama temen kakak, dan takut salah itu bukan kakak.."
Ckckc dasar bocah..
Saya doakan semoga kalian menjadi anak yang sholeh.. Tercapai cita-cita dan jadi kebanggaan orang tua. Aamiin..
saya jadi teringat masa sekolah dulu setelah baca tulisan ini hehe.... salam kenal
ReplyDeleteHehe.. Salam kenal juga..^^
ReplyDelete