Studi Kasus: Menurut anda
siapa yang berhak menjad first author pada karya ilmiah yang ditulis
(Berdasarkan penelitian S2 anda)
Key statements:
1.
Apa itu pendidikan formal dan apa tujuannya
2. Kenapa
ketika kita akan menyelesaikan pendidikan formal S1/S2 harus melakukan
penelitian
3. Apa
peran pembimbing dalam penelitian tersebut. Kaitkan peran pembimbing apakah
pembimbing boleh memberikan topic penelitian? Atau tugasnya membantu atau
melaksanakan penelitian?
Jawaban:
Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang di peroleh secara
teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara
efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat
yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik
warga Negara. Adapun tingkatan pandidikan formal yang ada Di Indonesia yaitu: Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), Perguruan tinggi (Wikipedia.
2014)
Pendidikan formal atau lebih dikenal dengan sistem persekolahan, mempunyai
peranan yang amat menentukan perkembangan potensi manusia secara maksimal,
sehingga manusia itu memiliki ketajaman response terhadap lingkungannya,
ketrampilan, intelektual, sehat dan berkehidupan yang baik, koperatif,
mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi, mampu berkompetisi, toleran,
dapat menghargai pendapat orang lain, dan mampu mencapai kebahagiaan hidup.
Peranan persekolahan dalam pembentukan kepribadian manusia ini belum dapat
digantikan oleh sistem yang lain, meskipun pada tahun delapanpuluhan pernah ada
pemikiran bahwa sekolah tidak lagi diperlukan masyarakat (deschoolling
society). (Soedjipto, 2005)
Tujuan Pembuatan Karya Ilmiah
Pembuatan Karya ilmiah (Skripsi/ thesis) merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan suatu gelar dalam pendidikan formal. Pembuatan Karya ilmiah bertujuan agar
mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Subekti: Wikipedia 2015). Karya ilmiah itu berbicara tentang "pembuktian apakah ada kesesuaian antara fakta/fenomena dengan teori yang diajarkan". Benarkah persoalan (masalah) yang terjadi itu dapat diselesaikan melalui teori.
mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Subekti: Wikipedia 2015). Karya ilmiah itu berbicara tentang "pembuktian apakah ada kesesuaian antara fakta/fenomena dengan teori yang diajarkan". Benarkah persoalan (masalah) yang terjadi itu dapat diselesaikan melalui teori.
Karya ilmiah dibuat untuk menguji kemampuan
mahasiswa yang telah mengambil sesuai sks yang ditentukan dan diaplikasikan
dalam penelitian, serta belajar mengkaji fenomena baru yang berkaitan dengan
beberapa mata kuliah yang telah diambil dan sesuai keahlian bidang yang
diambil.
Dalam penyusunan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari
bimbingan dosen pembimbing. Peranan dosen pembimbing skripsi
secara garis besarnya:
(1)
Sebagai organisator,
(2)
sebagai fasilitator,
(3)
sebagai innovator,
(4)
sebagai teladan,
(5)
sebagai evaluator,
(6)
sebagai pemandu,
(7)
sebagai motivator,
Peranan
pembimbing karya ilmiah mahasiswa tersebut
harus dimanifestasikan dalam proses penulisan karya oleh mahasiswa,
mulai dari penyusunan proposal,
penelitian lapangan, penyajian dan pembahasan serta pelaporan
hasil penelitian, hingga ketika mahasiswa sidang
ujian dan perbaikan akhir setelah ujian (Zulkifli, 2012)
Publikasi karya ilmiah
Pada dasarnya publikasi hasil penelitian di jurnal bertujuan
registrasi, sertifikasi, dan rekognisi.
-
Registrasi maksudnya adalah agar rekan mengetahui siapa yang pertama memberikan
kontribusi atau melakukan penelitian tentang topik tertentu. Registrasi ini
juga bermakna bahwa penelitian yang dipublikasikan adalah benar penelitian
original, yang pada saat yang sama merupakan syarat bagi penelitian tingkat
doktoral. Pemeriksaan atas keoriginalan artikel pada jurnal yang berkualitas
baik dilakukan oleh rekan yang aktif melakukan penelitian pada topik yang sama.
-
Sertifikasi artinya publikasi yang dikeluarkan oleh seorang peneliti akan
memberikan label kualitas penelitian-penelitian yang dilakukan (seorang yang
banyak mempublikasikan karyanya di jurnal yang kualitasnya baik biasanya karena
kualitas penelitiannya yang baik juga).
-
Rekognisi artinya publikasi seseorang akan menjadi catatan permanen baginya.
Bila karyanya itu bermanfaat dan digunakan sebagai rujukan berbagai penelitian
lanjutan, maka publikasi tersebut akan selalu disitasi (SPS ITB, 2008)
Karya ilmiah yang hendak dipublikasikan tentunya melibatkan banyak
peran dari berbagai pihak. Sesuai dengan kontribusinya dalam peneltian tersebut
maka pihak-pihak tertentu berhak diikut sertakan pencantuman namanya sebgai
penulis (author) dalam karya ilmiah. Dalam International Commitee of Medical
Jurnal Editor (ICMJE) disebutkan yang berhak dicantumkan menjadi penulis yaitu
termasuk kedalam kriteria berikut ini:
1. Kontribusi
besar untuk konsepsi atau desain pekerjaan; atau akuisisi, analisis, atau
interpretasi data untuk pekerjaan;
2. Penyusunan
pekerjaan atau merevisi secara kritis untuk konten intelektual penting;
3. Persetujuan
akhir dari versi yang akan diterbitkan;
4. Perjanjian
untuk bertanggung jawab untuk semua aspek pekerjaan dalam memastikan bahwa
pertanyaan yang berhubungan dengan akurasi atau integritas setiap bagian dari
pekerjaan yang tepat diselidiki dan diselesaikan
Tidak ada aturan baku mengenai urutan yang menjadi penulis dalam
sebuah karya, yang berlaku dalam hal ini adalah kebiasaan di laboratorium atau
kelompok penelitian tersebut. Namun yang pasti, semuanya haruslah transparan
dan disepakati oleh semua pihak yang terlibat. Penulis pertama yang dicantumkan
dalam karya ilmiah kelompok sains biasanya adalah pelaku yang memberikan
kontribusi substansial pada penelitian dan penulisan artikel yang dipublikasikan.
Umumnya kontribusi tersebut dalam konsep, desain, pelaksanaan, atau
interpretasi hasil penelitian serta penuangannya dalam artikel. Terkadang sangat
sukar untuk dikuantifikasi, walaupun ada beberapa pihak yang mencoba
mengkuantifikasinya. Dalam artikel Havard mengenai Authorship guidline
disebutkan bahwa tidak mungkin untuk menafsirkan dari urutan penulisan
kontribusi masing-masing penulis individu. Komite promosi, lembaga
pemberian, pembaca, dan lain-lain yang berusaha untuk memahami bagaimana
individu penulis telah memberikan kontribusi untuk pekerjaan tidak harus
membaca dalam rangka penulisan makna mereka sendiri, yang mungkin tidak
dimiliki oleh penulis sendiri.
- Para
penulis harus memutuskan urutan kepenulisan bersama-sama.
- Penulis
harus menentukan dalam naskah mereka deskripsi kontribusi dari
masing-masing penulis dan bagaimana mereka telah ditugaskan urutan di mana
mereka terdaftar sehingga pembaca dapat menafsirkan peran mereka dengan
benar.
- Penulis
utama harus menyiapkan ringkas, deskripsi tertulis tentang bagaimana
urutan kepenulisan diputuskan.
Jika
merujuk ke pedoman British Sosiological Assosiation disebutkan pula cara
menentukan urutan penulis yaitu sebagai
berikut:
1) Orang yang
telah membuat kontribusi besar untuk karya ilmiah dan / atau mengambil memimpin
dalam menulis berhak menjadi penulis pertama
2) Keputusan tentang siapa yang harus menjadi penulis, urutan penulis dan
orang-orang yang termasuk dalam pengakuan biasanya harus dibuat oleh penulis
pertama dalam konsultasi dengan penulis lain.
3) Mereka yang telah membuat kontribusi besar untuk analisis atau menulis
(yaitu lebih dari mengomentari secara rinci pada draft berturut) berhak untuk
mengikuti penulis pertama segera; di mana ada perbedaan yang jelas dalam
ukuran kontribusi tersebut, ini harus tercermin dalam urutan penulis ini.
4) Semua orang lain yang memenuhi kriteria untuk penulis harus melengkapi
daftar dalam urutan abjad dari nama keluarga mereka.
5) Jika semua penulis merasa bahwa mereka telah memberikan kontribusi sama
untuk karya ilmiah, ini dapat ditunjukkan dalam catatan kaki.bahwa mahasiswa
bisa menjadi penulis utama.
Mahasiswa harus
menjadi penulis pertama pada setiap artikel multi-menulis berdasarkan tesis
atau disertasi mereka. "Siswa harus menyadari hak-hak mereka ... untuk
mempublikasikan makalah independen pengawas mereka. Dimana siswa bekerja
sebagai bagian dari tim proyek yang lebih besar, atau di mana pengawas gabungan
/ publikasi mahasiswa yang diusulkan, pertanyaan dari hak kekayaan intelektual
harus dipertimbangkan "(BSA pedoman 1996). anggota lebih senior (dosen
pembimbing) didorong untuk memberikan rekan kesempatan lebih junior (mahasiswa)
untuk menjadi penulis pertama saat yang tepat.
Dengan demikian
dapat dambil kesimpulan bahwa mahasiswa seharusnya memang menjadi penulis utama dalam sebuah karya
ilmiah, mengingat kontribusi mahasiswa sangat besar. Namun terkadang mahasiswa sering
merasa memiliki perasaan menjadi “junior” dalam sebuah karya ilmiah hal
tersebut membuat mahasiswa merasa tidak pantas menjadi penulis pertama. Oleh
karena itu untuk menghilangkan perasaan tersebut maka dorongan dari dosen
pembmbing sangat penting dan juga mahasiswa juga sebaiknya benar- benar memperhatikan peranan dosen
pembimbing yang hanya terbatas sebagai: (1) Sebagai organisator, sebagai fasilitator, sebagai innovator,
sebagai teladan, sebagai evaluator, sebagai pemandu, sebagai motivator,
Referensi
- British Association sosiologis (1996)
pedoman BSA untuk penelitian pascasarjana di bidang sosiologi.
- Harvard Medical Scholl. Authorship
Gudelines.
http://hms.harvard.edu/about-hms/integrity-academic-medicine/hms-policy/faculty-policies-integrity-science/authorship-guidelines
- Soedjipto. 2005. Konsep Pendidikan
Formal dengan Muatan Budaya Multikultural. Jurnal Pendidikan Penabur. 4 (4):
53-58
- SPS ITB. 2008.
http://www.sps.itb.ac.id/ind/publikasi-jurnal/
- Zulkifli. 2012. Persepsi Mahasiswa
Tentang Peranan Dosen Pembimbing Dalam Pembuatan Tugas Akhir (Skripsi)
Mahasiswa Pada Program Studi Administrasi Pendidikan Fkip Universitas Riau
Pekanbaru. Educhild. Vol.01 No.1: 50-58
- Wikipedia. 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_formal
- Wikipedia. 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Skripsi
No comments:
Post a Comment